https://hongkong.times.co.id/
Sports

Marc Marquez Kunci Gelar Ketujuh, Catat Comeback Terbesar dalam Sejarah MotoGP

Monday, 29 September 2025 - 09:01
Marc Marquez Kunci Gelar Ketujuh, Catat Comeback Terbesar dalam Sejarah MotoGP Marc Marquez, mengunci gelar juara dunia MotoGP 2025 usai memenangi balapan MotoGP Jepang.

TIMES HONGKONG, JAKARTAMarc Marquez menutup Grand Prix Jepang 2025 dengan catatan yang tak terbantahkan: bukan hanya soal gelar juara dunia MotoGP yang memang sudah terasa tak terelakkan, tetapi juga keberhasilannya menorehkan salah satu comeback terbesar dalam sejarah MotoGP.

Enam tahun sudah sejak terakhir kali ia berdiri di puncak kejayaan balap motor dunia. Tahun-tahun yang penuh dengan keraguan, kecelakaan, patah tulang, hingga desas-desus pensiun membuat sosok Marquez seperti bayangan dirinya yang dulu begitu dominan.

Namun bersama Ducati—motor yang dulu sering jadi lawan terberatnya—Marquez bukan sekadar menang balapan, melainkan menaklukkan seluruh grid. Gelar juara dunia premier class ketujuh pun ia raih, menyamai torehan legenda sekaligus rival lamanya, Valentino Rossi.

“Saya merasa damai dengan diri saya. Ini tantangan tersulit dalam karier saya. Ketika masuk MotoGP, saya langsung menang. Tapi kemudian dari kejayaan, saya jatuh ke titik terendah dengan banyak cedera. Meski begitu, saya tidak pernah menyerah,” ujar Marquez di Motegi.

Dari Tak Tersentuh hingga Terpuruk

Marquez sempat menjadi fenomena ketika menjuarai MotoGP 2013 di usia 20 tahun sebagai rookie. Sejak itu, ia menjelma sebagai pembalap yang wajib dikalahkan hingga mengoleksi enam gelar bersama Honda, terakhir pada 2019.

Namun kecelakaan di seri pembuka 2020 mengubah segalanya. Patah tulang lengan menghancurkan ambisinya, sementara Yamaha dan Ducati bangkit dengan motor yang lebih kompetitif. Marquez yang memaksa Honda melampaui batas justru terjebak dalam rentetan kecelakaan dan cedera serius.

Marc-Marquez-2.jpg

Operasi berulang, comeback yang gagal, hingga gangguan penglihatan membuat rasa percaya dirinya terkikis. Bahkan, sempat terlintas pikiran untuk gantung helm sebelum akhirnya ia hijrah ke Gresini Racing.

Di sanalah titik balik terjadi. Kemenangan perdana setelah 1.043 hari mengembalikan rasa percaya diri. Performa gemilang bersama Ducati edisi tahun lalu membuat pabrikan Italia itu memberi Marquez kursi tim pabrikan. Hasilnya? Kombinasi sempurna: pembalap terbaik bersama motor tercepat.

Rivalitas Saudara dan Dominasi

Musim 2025 juga menghadirkan cerita lain: rivalitas bersaudara antara Marc dan Alex Marquez. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Grand Prix, kakak-adik ini berkali-kali finis di posisi satu-dua, layaknya kisah Serena dan Venus Williams di tenis.

Sementara itu, juara dua kali Francesco Bagnaia kesulitan menjinakkan motor Ducati terbaru, membuat persaingan semakin terbuka. Ketika Marc mencatat tujuh kemenangan sprint ganda beruntun, praktis perebutan gelar tinggal soal siapa yang lebih unggul di antara saudara Marquez.

Pembalap muda Pedro Acosta bahkan menyamakan kebangkitan Marquez dengan kisah Michael Jordan yang kembali ke NBA dan memenangkan tiga gelar tambahan setelah sempat pensiun.

Puncaknya terjadi di Jepang. Setelah menanti 2.184 hari, melalui empat kali operasi dan lebih dari seratus kecelakaan sejak gelar terakhirnya, Marquez resmi menuliskan namanya lagi di trofi “Tower of Champions”.

Comeback yang awalnya diragukan kini sah menjadi bagian dari sejarah terbesar MotoGP. (*/reuters)

Writer : xxx
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Latest News

icon TIMES Hongkong just now

Welcome to TIMES Hongkong

TIMES Hongkong is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.